Minggu, 25 September 2011

jangan selingkuh dong

saya gak tau kenapa ada fenomena suami berselingkuh? Saya masih agak bisa menerima (bukan membenarkan) seorang suami yang berselingkuh ketika usia nya baru 40-an. Bahkan usia-usia segitu memang dikenal dengan banyak istilah ada yang bilang life beginning fourty ada juga yang bilang usia segitu ada puber kedua. La kalau yang selingkuh itu usianya 50-an? Puber ketiga? Emang puber ada berapa ? lagi-lagi timbul keanehan lainnya yaitu pasanggan selingkuhannya itu usianya jauh di atas usia isterinya. (mungkin niru pangeran charles yang selingkuh ama camilla yang usianya jauh lebih tua dari lady diana yang saat itu masih sah sebagai isterinya). peselingkuh dengan Usia segitu pada umumnya anaknya udah pada besar bahkan mungkin sudah punya menantu. Mereka itu kok ya ndak malu sama anaknya. Apalagi kalau punya anak perempuan. Mereka marah ngak ya kalau anak perempuannya dikhianati oleh suaminya?
Saya tidak cukup percaya kalau mereka yang selingkuh itu Cuma jalan-jalan atau sms-an or bbm-an or ym-an mesra saja. Coba bayangin ada 2 orang dewasa yang sedang dimabuk asmara jalan berdua, apa si setan sebagai orang ketiganya diam saja pasti terjadi eng ing eng (you know what I mean). okelah pendapat itu subyektifitas saya, tapi sebenarnya ketika 2 orang laki-laki dan perempuan yang sedang dimabuk asmara kemudian jalan bareng saja sudah termasuk taqrobuzzina, mendekati zina dan qur'an jelas melarangnya. Sebab taqrobuzzina muaranya pasti ke zina dan semua tau itu dosa besar. Bahkan hukumannya pun tidak main-main R-A-J-A-M. 
Di lain pihak pasangan selingkuhan si suami itu kok ya tega ngembat suami perempuan lain. Mestinya dia itu berfikir bagaimana kalau suaminya itu berselingkuh? Bahagiakah dia? Tentu tidak. Mana ada wanita yang bisa terima suaminya selingkuh sama orang lain. Hanya Orang gila yang senang suaminya selingkuh, secara dia tidak waras. Menurut pengamatan saya perempuan akan berdiri membela diri dibelakang suaminya saat suami tertimpa masalah asal bukan masalah selingkuh dengan perempuan lain. mungkin hanya hillary  clinton yang bisa membela suami yang mau di impechment oleh parlemen gara-gara skandal seks dengan monica lewinski. Tapi Semua juga tau bahwa dia juga mengalami depresi atau stress yang luar biasa.

Seorang isteri punya feeling yang kuat saat suaminya berselingkuh. Cuma terkadang tidak tau atau takut membuktikannya. Ia takut bukti yang dia dapatkan akan membuat luka yang menganga cukup lebarrrrrr dan dalammmmmm di hatinya.  Karena ini menyangkut orang yang kita cintai, belahan hati. Seorang muslimah yang taat seperti teh nini saja setelah berusaha mengikhlaskan suaminya nikah lagi ternyata tidak cukup mental. apalagi kalau perselingkuhan  suaminya itu diketahui dan menjadi perbincangan orang banyak walaupun dengan kategori rahasia umum. dapat dipastikan kalau isteri peselingkuh yang sudah menjadi korban perselingkuhan akan menanggung beban mental yang luar biasa beratnya.  Mendengar peristiwa seperti ini saya jadi ingat alm Aang Baihaqi  (mudah-mudahan Allah mengampuni seluruh dosa dan menerima semua amal ibadahnya. Amin) yang mengatakan pada saya kalau mau kurus gampang ning, tinggal suruh suami selingkuh pasti nanti kurus tapi setelahnya mati ngenes. dia mengatakan ini sambil menunjukkan   beberapa contoh. jadi buat para papa yang suka selingkuh, kalau anda cinta isteri dan keluarga anda, mulai sekarang berhenti sakiti hatinya dan tolong jangan selingkuh dong. 

Selasa, 20 September 2011

Mau bencana kekeringan?


Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan tali jadi tanaman

Itu adalah sebait lagu yang sering kita nyanyikan dahulu saat kita ikut kegiatan di pramuka. Dulu memang tanah kita sangat subur, bahkan sekarang pun kita juga masih subur. Tapi ironisnya, sekarang tanah yang subur itu tak lagi bisa ditanami lantaran kekurangan air, alias kekeringan.coba kita liat berita dilayar tivi, Hampir disemua stasiun televisi menayangkan bagaimana rakyat kecil harus berjalan jauh dan bersusah payah mencari air, bahkan begitu sulitnya mencari sumber air bersih, sampai kubangan air yang biasanya untuk memandikan ternak dan warna airnya pun sudah tidak jernih lagi, dijadikan sumber air untuk keperluan sehari-hari. Ada yang harus mengendapkan air itu sampai 3 malam untuk dapat air yang jernih belum air yang bersih. Itu adalah keadaan sekarang, dimana keadaan ini masih dianggap wajar walau di beberapa daerah sudah mulai hujan seperti halnya di jakarta tapi dibeberapa daerah terkena musim kemarau yang sedikit lebih panjang karena diperkirakan hujan akan turun bulan oktober nanti,1 bulan lebih lama dibandingkan dengan semestinya.

Di running text stasiun televisi swasta, menyebutkan ada data yang menyatakan bahwa pada tahun 2025 nanti hampir 78 % kabupaten/kota di jawa akan mengalami kekeringan. Berita ini kalau menurut saya lebih penting dibahas ketimbang berita tentang sepak terjang nazaruddin yang selalu bikin sensasi. Kalau berita mengenaskan seperti yang saya tulis di paragraf pertama tadi karena kemarau yang sedikit lebih panjang, La bagaimana kalau kekeringannya itu hampir sebagian besar pulau jawa ? pasti lebih lebih mengenaskan lagi. Hal itu karena Air adalah kebutuhan utama bagi manusia, tidak hanya untuk minum, tapi juga mandi, cuci, dan lain-lain Hanya karena pintu air kalimalang yang menjadi sumber PDAM di Jakarta jebol, sebagian warga DKI kelimpungan mencari air bersih. Itu karena pintu air jebol, dan bisa diperbaiki, kalau sungainya yang kering?

Saya sering resah memikirkan bagaimana nanti anak cucu saya ketika mengalami kekeringan (makanya saya sudah pernah nulis hal serupa). Ketika keresahan itu saya sampaikan ke suami, ternyata jawabannya sangat diplomatis, setiap generasi diberi keistimewaan untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi kalau saya tetap berpendapat bahwa sebagai manusia yang diberi Allah SWT akal dan sayang sama anak cucunya, kita bisa berikhtiar agar jangan sampai anak cucu kita mengalami kesengsaraan yang bisa diprediksi seperti bencana kekeringan. Kalau kita hitung, masih ada sisa waktu 14 tahun untuk sampai 2025. Menurut saya ini waktu yang cukup untuk mencegah agar ramalan 2025 itu tidak menjadi nyata, tapi ada 1 syarat kita benar-benar perhatian terhadap program go green. Tidak hanya sekedar upacara pencanangan go green, tapi kita harus mengawal program go green, misalnya kalau sekarang ada moratorium pemekaran daerah, moratorium pegawai maka mulai sekarang mestinya ada moratorium penebangan hutan alias tidak ada lagi yang namanya penebangan hutan atas alasan apapun dan nnnn, tidak lagi merubah peruntukan tanah pertanian untuk kepentingan yang lain.

Satu pekerjaan kita laksanakan, akan mempunyai efek domino yang luar biasa. Semisal kita pergunakan areal persawahan untuk perumahan, maka ketika areal persawahan berkurang sementara kita tetap butuh makan, sehingga perlu pembukaan hutan untuk keperluan pertanian ataupun perkebunan. Coba liat sepanjang jalan dari pacet Mojokerto ke batu, hutan sudah banyak yang berubah fungsi jadi lahan pertanian, indah memang kalau kita liat saat kita jalan ke sana, di kanan kiri jalan terlihat hijau karena ada tanaman kol, sawi dan sayuran lainnya. Tapi yang dapat kurasakan saat itu juga adalah bahwa udara disana tidak lagi sedingin dulu, kalau hujan kita harus hati-hati karena rawan longsor

Demikian juga kalau kita nanam pohon, juga ada efek dominonya, disamping membuat kita tidak kepanasan juga yang paling penting dapat menyerap air. Ada seorang teman yang berasal dari daerah gunung kidul mengatakan daerahnya sekarang sudah tidak mengalami kekeringan lagi sehingga tidak harus mencari air ke hutan lagi. Karena gunung yang dulu gersang kini setelah ditangani oleh UGM menjadi hijau lagi, dan otomatis air pun mudah digunakan. Saya memang belum pernah liat apa yang dikatakan teman saya ini, tapi saya percaya dia benar adanya. Mulai sekarang kita harus memperbanyak penanaman pohon terutama yang akarnya kuat. Saya pernah tanam pohon dari bibit yang masih kecil, dan ternyata tidak sampai 8 tahun pohon tersebut sudah besar dan bonusnya ada buah yang bisa kita petik. Kalau sekarang kita membuat gerakan menanam pohon dimana mana dan kita pelihara pohon itu (sebab seringkali ada kegiatan tanam pohon tapi hanya ceremonial saja) setelahnya sang pohon merana karena gak ada yang pelihara), maka 14 tahun lagi bencana kekeringan itu tidak akan menghampiri kita. Jadi sekarang pilihannya ada di kita sendiri, mau dapat bencana atau selamat!

Kamis, 08 September 2011

SELINGKUH? No way

Selingkuh, kata itu yang beberapa waktu ini menjadi menu yang harus aku hadapi. Begitu banyak air mata yang jatuh dihadapanku, karena pasangannya ketahuan berselingkuh. Betapa terguncangnya seorang wanita yang memergoki suami yang telah menikahinya lebih dari 28 tahun. Suaminya yang pamit tdk pulang karena alasan bintek ke luar kota, tanpa sengaja dilihatnya sedang menggendong seorang anak kecil, dan ketika ditanya dengan entengnya menjawab dia adalah anaknya. Ada lagi seorang isteri yang memergoki suaminya tidur di rumah rekan kerja suaminya yang sudah dianggap sahabatnya.Atau betapa sedihnya seorang teman yang digugat cerai suaminya dan dituduh berselingkuh lagi, padahal saya tau persis suaminyalah yang berselingkuh dengan teman kerja yang setiap akhir pekan nebeng di mobilnya. Ini hanyalah secuil kisah menyesakkan dari wanita-wanita yang dikhianati suaminya. Karena saya masih punya banyak kisah yang lebih menyedihkan lagi

Hampir sebagian besar isteri yang menjadi korban perselingkuhan dan curhat ke saya mengaku berusaha introspeksi diri dan kemudian berusaha memperbaiki diri. Ada yang berusaha memperbaiki penampilan, karena dia berfikir selingkuhan suaminya lebih muda dan lebih cantik, ada yang berusaha menyiapkan semua keperluan suaminya, walau dia pagi harus kerja, sore sekolah lagi. bahkan ada yang bersedia mengasuh anak suami dari wanita lain itu dengan baik asal si auami mau kembali kepadanya. Tapi hampir semua yang dilakukan sia-sia karena magnet orang idaman lain itu lebih lekat. Saya tidak hendak mendiskreditkan kaum laki-laki sebagai pelaku perselingkuhan karena ada juga perempuan yang berselingkuh. Hanya saja saat ini yangg dihadapan saya kebanyakan perempuan yang menjadi korban perselingkuhan suaminya.

Saya juga tidak sepakat tentang pemakaian kata SLI sebagai selingkuh itu indah, mungkin saja sebelum ketahuan, pelaku perselingkuhan itu merasakan indahnya dunia, tapi bagaimana dengan anak dan suami/isterinya? Hati mereka pastilah hancur ketika melihat suami/isterinya berselingkuh, mereka malah bilang kayak kiamat (padahal mereka juga gak tau gimana kiamat itu). Ini belum anaknya, pasti juga akan menimbulkan masalah bahkan bisa jadi trauma. Apalagi kalau perselingkuhan itu terbongkar, pasti banyak cekcok di dalam rumah tangga.

Saya bukan psikolog tapi berdasarkan pengamatan saya terhadap orang yang berselingkuh, ada beberapa penyebab mengapa orang berselingkuh :

  1. Ego sebagai Lelaki
    Ada banyak kasus dimana isteri atau keluarga isteri lebih berdaya dari segi financial. Saya pernah heran kenapa orang yang punya keluarga yang harmonis dengan isteri yang cantik, penurut, serta sudah berpacaran lama dan punya anak yang manis, masih berselingkuh? Ternyata dia perlu pengakuan sebagai lelaki yang harus punya kedudukan yg lebih tinggi dibandingkan pasangannya. Mengapa begitu? dia dapat pekerjaan karena campur tangan mertuanya (sekarang mantan) , rumah, mobil dan kebutuhan rumah tangga lainnya dibelikan mertuanya Cerita yang hampir serupa, Cuma bedanya isterinya mempunyai jabatan yang lebih tinggi dan otomatis rezekinya juga lebih banyak. Dalam Al Qur'an memang disebutkan orang laki-laki itu menjadi pemimpin orang perempuan karena mereka punya kelebihan, nah kalau semua kebutuhan sudah dipenuhi pihak isteri, kebanyakan lelaki tidak punya nyali untuk mengatur isterinya, sehingga dia menyalurkan egonya sebagai orang yang dimuliakan ya dengan cara berselingkuh. Orang yang berselingkuh tipe ini biasanya mencari perempuan yang punya  status maupun kedudukannya di bawah dirinya.
  2. Tumbuh cinta baru
    Ada yang bilang cinta datang tanpa diundang. Masalahnya kalau salah satu pihak atau dua-duanya sudah punya pasangan, ini yang jadi masalah, bahkan KUHP yang merupakan warisan zaman belanja yang menganut aliran sekuler saja menganggap zina bila salah satu atau dua-duanya yang terlibat perselingkuhan itu terikat tali perkawinan.
  3. Hobbi
    Ini kayak jadi lifestyle, biasanya sih mereka ini pake metode cinta satu malam. Mereka juga punya semboyan ngapain pelihara kambing kalau Cuma mau sate,
  4. Financial
    Diakui apa tidak, banyak juga yang melakukan selingkuh karena ingin dapat hartanya ataupun bisa juga supaya dapat jabatan yang lebih tinggi. Bisa jadi dia tidak melakukan sendiri tapi mengumpankan orang perempuan.

    Sebab orang selingkuh ini bisa lebih banyak dari yang saya sebutkan, tapi kesemuanya sebenarnya bisa dihindari kalau kita punya komitmen untuk menjaga hati baik itu hati kita sendiri untuk tidak berpaling dan menjaga hati pasangan maupun keluarga kita, anda setuju?

Senin, 05 September 2011

Siapa Bilang PNS Pria tidak boleh poligami

    Hampir semua PNS baik laki-laki maupun perempuan yang ke meja saya menganggap bahwa tidak ada ruang bagi PNS Pria untuk berpoligami. Ini jelas anggapan yang salah. Sebab walaupun PP 10 tahun 1983 sebagaimana diubah dengan PP 45 tahun 1990 menganut sistem monogami, tapi masih memberikan ruang bagi mereka yang ingin melakukan poligami. Hanya saja ya tidak seenaknya sendiri, hanya karena si isteri sudah tidak menarik lagi ataupun ada yang lebih menarik, maka dia kemudian melakukan poligami. Menurut saya, sebagaimana perceraian, poligami adalah solusi untuk memecahkan masalah bukan mencari masalah. Oleh karenanya aturan juga dibuat agar poligami yang dilakukan oleh PNS itu juga jangan sampai menimbulkan masalah di keluarga yang lama maupun yang baru, jangan sampai juga ada yang didholimi.
    Saya pernah terkejut ketika baca Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus terhadap ijin menikah lebih dari satu seorang PNS Pria, yang ternyata berkesimpulan bahwa PNS Pria tersebut layak diberi hukuman disiplin ringan karena mengajukan ijin beristeri lebih dari satu. Dia dianggap tidak bisa memberi contoh yang baik ketika mengajukan ijin nikah lebih dari satu. Ini adalah kesimpulan yang sama sekali tidak benar, menurut PP 10 sebagaimana diubah dengan PP 45, seorang PNS pria punya hak untuk mengajukan ijin nikah lagi dan seorang atasan wajib memberikan ijin menikah lebih dari seorang apabila si PNS pria tersebut memenuhi syarat, kalau tidak menyetujui, maka atasan  PNS tersebut bisa di PTUNkan.
    Menurut PP 10 tahun 1983 jo PP 45 tahun 1990, seorang PNS pria yang ingin melakukan poligami harus memenuhi syarat alternatif maupun salah satu atau lebih dari syarat kumulatif. Syarat kumulatifnya yaitu :
  1. Ada persetujuan tertulis dari isteri
  2. Mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai lebih dari seorang isteri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat keterangan Pajak Penghasilan.
  3. Ada jaminan tertulis dari PNS yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya.

Kalau liat syarat kumulatif ini semua PNS akan mudah memenuhinya. Butuh syarat pertama tinggal merayu atau memberi pengertian isteri. Butuh syarat kedua tinggal setor spt, butuh syarat ketiga ini yang paling gampang wong tinggal buat, perkara nanti adil atau tidak itu urusan nanti, itu yang pernah saya dengar dari seorang teman. Bahkan ada teman saya yang bilang gimana bisa bilang kita tidak adil kalau belum melakukannya atau mencobanya.
Ketentuan untuk bertindak adil juga bagian dari syarat poligami yang diberikan Allah. Dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Nikahlah kamu empat, tiga, dua, tapi kalau tidak bisa adil maka satu aja. Ini ayat yang jelas dan terang benderang tapi seringkali orang untuk kepentingannya sendiri memotong ayat tersebut. Padahal yang namanya adil itu sulit, bahkan saat saya kuliah dulu ada istilah keadilan tertinggi adalah ketidakadilan bahkan seorang kyai ternama yang selalu mengumandangkan jaga hati dan isteri pertamanya yang juga sholikhah, poligaminya pun berantakan akibat ketidakadilan. Karena kecenderungan manusia itu untuk condong kepada yang baru. Tapi itulah manusia pinter cari pembenar
Ah sudah agak melebar ya, kita kembali ke PP 10. La kalau Cuma syarat kumulatif itu ya enak dia pria gak enak di isterinya sehingga PP 10 memberi syarat alternatif yaitu :
  1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannnya sebagai isteri
  2. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
  3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Syarat alternatif ini mungkin yang menyebabkan orang berpendapat bahwa PP 10 itu tidak memperbolehkan poligami karena dirasa berat untuk mereka yang ingin poligami  karena tergiur wanita yang lebih muda dan lebih cantik. Syarat alternatif ini mungkin yang dirasa sulit dan berat tapi bukan berarti tidak mungkin atau  tidak boleh kan?

Senin, 01 Agustus 2011

RAMADHAN DAN HAJI


Ramadhan dan haji, 2 kata yang seakan terpisah tapi sebenarnya banyak persamaannya. Secara waktu, bulan ramadhan dan bulan haji itu itu beriringan. Sebab menurut hukum syariat, bulan haji itu adalah bulan syawal, bulan dzul qo'dah dan 10 hari bulan dulhijjah. Menurut saya ibadah yang paling nikmat ada di 2 waktu yakni saat melaksanakan ibadah haji dan saat ramadhan. Saat haji, walau kelihatan berat tapi saat jalaninya terasa ringan bahkan menyenangkan. Saat ke masjidinnabawi walau jarak harus menempuh perjalanan kaki selama 30-40 menit, kayak deket aja. Duduk di masjid berjam-jam juga terasa sebentar bahkan saat menuju jamarat yang perlu perjalanan 1-1,5 jam atau pulang pergi perlu waktu 2-3 bahkan ada yang 4 jam, dijalani dengan suka cita. Padahal kalau di tanah air, mau pergi ke lokasi yang jaraknya 300 meter aja kita udah pake mobil minimal pake sepeda motor. Demikian juga saat bulan ramadhan, baca qur'an bisa sampai khatam 3-5 kali, padahal kalau gak bulan puasa 11 bulan paling banter khatam qur'an Cuma sekali, itu pun sudah bagus dari pada tidak pernah khatam. Saya pernah bertanya pada diri sendiri kenapa saat tidak bulan ramadhan, membaca alqur'an Cuma habis maghrib itupun paling beberapa halaman. Itupun harus menguatkan diri agar bisa istiqomah. Padahal kalau mau nambah sampai 1 juz Cuma memerlukan waktu setengah jam, apalagi kalau habis asyar, bukannya membaca al qur'an tapi malah dreres (baca liat) you are my destiny, takut ketinggalan cerita bagaimana perjalanan cinta kang ho se, kim su bin dan Jang/Kim sae byuk, padahal YAMD itu CD nya udah ada bisa dibeli di lapak-lapak penjual CD yang artinya bisa diliat kapan saja tanpa harus nungguin jam 4 sore.
Mengapa itu terjadi? Menurut saya itu semuq bisa terjadi karena di 2 waktu itu Allah menurunkan rahimnya dengan sangat besar, plus bonus pahala yang berlipat-lipat. Kalau di saat haji ada bayak waktu dan tempat yang mustajabah serta bonus pahala yang menggiurkan, di bulan ramadhan jugaada banjir bonus pahala, bayangkan, tidurnya orang puasa oleh Allah dianggap ibadah juga ada lailatul qodar, malam kemuliaan, yang digambarkan sebagai keindahan seribu bulan. SUBHANALLOH. Sehingga kitapun terpacu untuk fastabikhul khoirot Selain iming-iming banjir bonus pahala kita juga perlu punya niat yang luar biasa untuk mendapatkan banjir bonus dari Allah SWT. Sebab tanpa niat yang cukup walau tau betapa Allah SWT memberi banjir bonus pada saat ramadhan, ya tetap saja mereka gak puasa, apalagi iktikaf di masjid.


Puasa Ramadhan dan Ibadah haji, tak ubahnya kawah candradimukanya seorang muslim agar lulus dan bergelar Muttaqiin. Karena candra dimuka maka tentu ada banyak ujiannya, diantaranya uji kesabaran. Di pelaksanaan ibadah haji, karena yang melaksanakan ibadah haji itu jumlahnya jutaan dalam tempat yang sama dan melakukan aktifitas yang sama , maka seseorang diuji kesabarannya setiap kali akan melakukan aktifitas baik aktifitas pribadi seperti kalau mau buang air kecil harus rela antri ataupun aktifitas ibadah seperti mau towaf harus rela berdesak-desakan, apalgi untuk mencium hajar aswad, perlu perjuangan ndak Cuma sabar tapi juga keinginan yang kuat. Sementara saat puasa ramadhan, sebagaimana nabi Muhammad SAW bersabda bahwa jihat yang besar adalah jihat melawan hawa nafsu. Untuk melawan hawa nafsu tentu kita memerlukan kesabaran, intinya kedua jenis ibadah ini mengharuskan kita melakukan pengendalian diri dalam menghadapi segala persoalan
Kesamaan 2 rukun Islam ini juga pada ekses negatifnya yaitu konsumtif. Pada saat haji, bagaimana kita tidak ingin belanja kalau begitu keluar masjid baik di masjid nabawi maupun di masjidil haram kita langsung bertatapan dengan toko-toko yang menawarkan berbagai macam barang mulai perhiasan, baju, makanan sampai parfum. Di sepanjang jalan baik di Mekah maupun di Madinah ada banyak orang menggelar dagangannya dengan harga yang sangat murah. Kalau disini ada kios serba lima ribu, disanapun ada khomsa real alias lima realan, yang menjual semua harga mulai sajadah, arloji sampai mainan anak-anak dengan harga 5 real. keadaan itu sama adanya sampai kita masuk ke maktab. Belum lagi adanya budaya kita yang memberikan oleh-oleh baik itu berupa sajadah, kerudung atau barang pecah belah, untuk tamu yang hadir saat kita datang dari tanah suci. Demikian juga saat Ramadhan, begitu menjelang bulan ramadhan sampai idul fitri dipastikan inflasi akan tinggi karena ada kenaikan harga terutama 9 bahan pokok. Kenaikan itu juga karena berlaku hukum ekonomi bahwa ketika kebutuhan meningkat maka hargapun beranjak naik. Sebenarnya puasa itu kan pengendalian nafsu termasuk nafsu untuk belanja. Tapi karena setelah puasa itu ada hari raya yang mengharuskan orang bersilaturrahmi, maka perlu ada anggaran untuk menjamu, anggaran untuk mudik bagi yang rumahnya jauh dari orang tua, atau anggaran untuk beli baju baru, walau sebenarnya saat hari raya itu sunnahnya memakai baju yang paling baik bukan baju baru. Kalau menurut pakar keuangan safir sendok, lebaran adalah kegiatan yang setiap tahun terjadi, sehingga mestinya bisa direncanakan anggarannya misalnya dengan menabung. Tapi itu untuk orang yang penghasilan cukup, lha kalau untuk makan tiap hari aja sudah kesulitan, bagaimana mau nabung? Akhirnya kalau yang gelap mata, mereka pake jalan pintas yaitu mencuri, akibatnya tingkat kejahatan saat ramadhan juga meningkat. Inilah ironi di masyarakat. Kita bisa mengurangi ironi ini kalau kita yang mampu mau berbagi kebahagiaan dengan mereka dengan memperbanyak amal dan mengeluarkan zakat mal. Yakinlah ketika mereka tersenyum ada kebahagiaan yang tak terkira. SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA DAN BERLOMBA DALAM KEBAIKAN.

 

Jumat, 29 Juli 2011

JILBAB

Jilbab, jilbab putih lambang kesucian

          Itu adalah sebait lagu qosidah yang populer di tahun 80-an (ketahuan nih kalau yang nulis udah gak begitu muda he... 3x). Zaman itu jilbab dianggap sesuatu yang aneh, gak lazim dan bahkan dilarang walau gak tertulis. Seseorang yang memakai kerudung atau jilbab atau nama lain, hanya orang yang ada dilingkungan pesantren. Mereka dianggap kuno ndak mode. Masih ingat dalam ingatan saya di tahun 1996 saya tidak bisa diterima di hrd sebuah perusahaan baja di dekat bungurasih sidoarjo, hanya karena saya tidak mau melepas jilbab saya, si pewawancara pada hari itu mensyaratkan rambut saya terurai kalau mau bekerja di situ. Saat itu saya merasakan seperti situasi di Turki sekarang, sama-sama dinegara berpenduduk mayoritas Muslim tapi jilbab adalah sesuatu hal yang dilarang, hanya bedanya di Turki larangan itu tertulis atas nama sekulerisme negara sedang di Indonesia walaupun sila Pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi jilbab adalah hal yang ditabukan.

         Tapi coba kita liat sekarang, yang pake jilbab udah gak bisa dihitung, Modelnya juga udah bervariasi. Acaranya pun dari acara formal sampai non formal. Yang makai jilbab pun tidak lagi santri atau bu nyai, tetapi hampir semua lapisan masyarakat, mulai dari isteri Menteri, pelajar, ibu rumah tangga, PNS, artis, termasuk pegawai bank yang dulu seakan haram memakai jilbab. Jilbab seakan sudah menjadi mode. Apalagi menjelang dan selama bulan Ramadhan seperti sekarang ini, pemakaian jilbab kayak jadi tren.

          Tapi ada ironi ketika jilbab sudah jadi mode/tren. Pertama, karena jadi tren, maka ada masa dimana jilbab tidak lagi nrendi, sebab tren fashion itu cepat berputarnya. Yang kedua, Karena dianggap sebagai mode belaka, si pemakai seakan tidak punya beban moral ketika melakukan perbuatan nista. Hati saya teriris setiap kali meliat berita adanya operasi hotel melati oleh satpol PP, kenapa mesti yang kena grebek satpol ada yang berjilbab, atau coba kita lihat ada sebagian (untuk menghindarkan penafsiran semua remaja berjilbab) anak-anak remaja berjilbab tidak kalah hotnya kalau pacaran, bahkan lebih miris lagi beredar video mesum dengan pelaku wanitanya berjilbab. Naudhubillah.

         Itu semua bisa terjadi karena mereka menganggap jilbab tidak lebih sebagai penutup kepala saja, Bagi saya jilbab bukan sekedar  penutup kepala tapi juga bisa berarti perisai agar kita terhindar dari godaan untuk melakukan hal yang dilarang. Ia harus bisa menjadi penjaga moral pemakainya. Saat nafsu menguasai dirinya, jilbab yang dipakainya mestinya bisa menjadi rem, eh aku kan pake jilbab. Karena itu mestinya orang yang berjilbab harusnya bisa lebih baik dari yang gak pakai jilbab.

          Saya tidak seberapa setuju juga kalau berjilbab nunggu baik akhlaknya. Karena sampai mati pun kita gak pernah sempurna akhlaq kita. coz mana ada manusia yang sempurna kecuali Nabi. Menurut saya dengan pake jilbab kita bisa menjadi lebih baik, jilbab bisa jadi katalisator untuk menjadikan diri kita lebih baik. Tapi Untuk bisa mendekatkan kita kepada kebaikan, maka walau berhijab itu diwajibkan buat muislimah, pemakaian jilbab harus tetap dari hati, bukan karena sedang tren atau gak enak sama teman krn semua udah pake jilbab

Selasa, 05 Juli 2011

BIROKRAT OH BIROKRAT

Birokrasi itu "binatang" yang paling anneh di dunia, kalau diingatkan dia ganti mengingatkan (dengan menunjuk pasal-pasal dalam peraturan yang luar biasa banyaknya). Kalau ditegur dia mengadu ke bekingnya. Seorang birokrat biasanya punya beking. Kalau bukan atasannya yang gampang dijilat, tentulah politisi. Atau bahkan kedua-duanya. Kalau dikerasi, dia mogok secara diam-diam dengan cara menghambat program agar tidak berjalan lancar. Kalau dihalusi dia malas, kalau dipecat, di menggugat. Dan aklau diberi persoalan dia menghindar

Paragraf diatas bukanlah kata-kata dari saya tapi saya menyalin sepenggal paragraf dari tulisan pak Dahlan iskan yang berjudul Bupati Baru di kolam keruh yang dimuat di koran Harian Jawa Pos pada tanggal 19 Juni 2011. Ini bukan kali pertama Pak Dahlan Iskan menyentil birokrasi. Seingat saya dalam tahun ini 2 kali pak dahlan Iskan (dirut PLN) menyentil persoalan birokrasi khususnya birokrat di lingkup pemda, pertama saat beliau menulis sebuah pantai indah di Jawa Barat yang akan menjadi seadanya kalau yang bangun dan mengelolanya adalah pemda padahal sangat potensial karena mirip dengan sebuah pantai di luar negeri. Dan yang terbaru ya tulisan beliau tgl 19 Juni 2011 itu yang beliau tulis menyambut pelantikan bupati Tuban yang baru. Tulisan itu bagi sebagaian orang terasa pedas bahkan nyelekit. Tapi herannya saya, saya tidak menemukan orang yang komplen dengan tulisan tersebut (paling-paling hanya ngerundel). Inilah hebatnya Pak Dahlan (atau juga presenter/wartawan favorit saya, Andy F noya) yang menyentil orang tanpa orang tersebut merasa tersinggung bahkan ybs membenarkan. Terkait dengan ruwetnya birokrrasi, Di zaman yang muna ini banyak orang yang merasakan hal seperti yang dirasakan oleh pak Dahlan tapi, orang akan berfikir beberapa kali untuk menulis dengan bahasa yang sangat lugas seperti yang beliau tulis. Tapi karena beliau adalah orang yang tidak takut dengan banyak hal (kebanyakan orang takut menulis apa adanya karena takut kehilangan jalan rezeki) maka beliau dengan bahasa yang santai menuliskan hal-hal yang sepertinya tabu untuk ditulis menjadi tulisan yang cukup menarik (kayak kata pengantar program silet aja), secara beliau walaupun Dirut PLN tapi beliau adalah wartawan senior dan yang memiliki banyak perusahaan

Diskripsi tentang birokrasi sebagaimana yang ditulis oleh Pak Dahlan terasa begitu menyeramkan seperti hantu yang menyeramkan. Tapi siapa yang bisa sangkal kenyataan ini, karena seperti inilah wajah birokrasi kita. Saya juga gak tau apakah birokrasi di daerah yang dipimpin oleh Kepala Daerah yang cukup menonjol seperti Surabaya, solo dan kota yang lainnya (seperti yang disebut Pak Dahlan) tidak seruwet di daerah lain? Kalau jawabannya iya, berarti gampang saja tinggal cari Kepala Daerah yang cerdik, pintar dan yang gak takut gak jadi kepala daerah. Sebab ketika masyarakat masih terjerat dengan budaya paternalistik, maka sosok pemimpin menjadi sangat penting. masalahnya kalau kriteria yang dipake yang cerdik dll itu , ya susah. Sebab banyak sekali orang yang berjuang mati-matian agar menjadi kepala daerah atau tetap bertahta sebagai kepala daerah. Kalaulah mencari kepala daerah yang pengusaha belum tentu ybs cerdik dan pintar. Nyatanya banyak kepala daerah yang berasal dari pengusaha kinerjanya sama dengan yang lain. Dan tdk mesti juga kepala daerah yang berasal dari birokrat gak bisa berhasil, nyatanya bu Risma (Walikota Surabaya) oleh pak Dahlan dikategorikan sebagai Kepala daerah yang menonjol kepemimpinannya.

Disamping karena budaya paternalistik yang kental, peran kepala daerah juga sangat menonjol terhadap hitam putihnya birokrat. Sebab kepala daerah itu adalah pejabat pembina kepegawaian. Sebesar apapun seorang pejabat menjilat atasannya, kalau atasannya tidak memberi tempat istimewa, karena promosi jabatan misalnya menggunakan kriteria yang obyektif seperti fit n propertest tentu penjilat akan bisa ditekan bahkan mungkin bisa lenyap. Tapi kalau kepala daerahnya menyerahkan suatu jabatan krn dia selalu nempel dan ngatok maka dapat dipastikan pengatokan dan penjilat akan subur berkembang. Siapa coba yang gak ingin jadi kepala dinas, kepala kantor bahkan kalau bisa sekretaris daerah.

Tentu kita tidak bisa hanya dengan menyandarkan kepada kepala daerah, sebab seperti kata orang bijak perubahan yang paling baik adalah kalau yang mau berubah adalah dirinya sendiri, dalam hal ini adalah birokrat itu sendiri. Tapi mungkinkah? Segala yang ada didunia itu serba mungkin, dan tidak ada yang tidak bisa berubah selain perubahan itu sendiri. Tapi kapan? Ini yang menjadi pr kita bersama untuk menjadikan birokrat yang profesional dan bermartabat

Selasa, 14 Juni 2011

PENGANGKATAN HONORER, penyelesaian yang tak akan selesai


Persolan honorer atau SPK ataupun nama lain di lingkungan instansi pemerintah mestinya sudah berakhir tahun 2009 yang lalu. Tapi kenapa Menpan sampai capek memikirkan honorer? (JPNN tanggal 8 Maret 2011) Ini tak lain karena honorer gak ada matinya, bak kata pepatah mati satu tumbuh seribu. Menpan memang sudah melarang instansi pemerintah untuk tidak mengangkat honorer, tapi karena gak ada sanksi yang tegas, sehingga masih saja ada instansi yang mengangkat honorer baru. Bahkan pake buat sk lagi. Padahal kalau dirunut lagi dari mana instansi membayar mereka sementara gak ada posnya, ya gak ada lain selain merekayasa Spj Alat tulis kantor atau yang lainnya.

Sebagian dari kita menganggap bahwa jalur honorer adalah jalur alternatif untuk menjadi PNS Ketika kesulitan menjadi PNS melalui jalur umum. Apalagi sekarang ada Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010 tanggal 28 Juni 2010 tentang Pendataan Tenaga Honorer yang Bekerja di Lingkungan Instansi Pemerintah. SE ini menimbulkan harapan baru bagi honorer untuk menjadi PNS dan efeknya banyak orang juga yang berusaha menjadikan dirinya, anaknya atau keluarganya menjadi honorer bahkan setelah habis batas waktu pendataan honorer dengan alasan masa depan lebih terjamin karena nantinya akan menjadi PNS. Herannya lagi Demi menjadi honorer mereka mau digaji 200 rb-300 rb dan melepas pekerjaannya sebagai pegawai swasta dengan gaji yang jauh diatas UMK.

Saya sendiri termasuk orang yang gak terlalu setuju dengan pengangkatan honorer menjadi PNS, Pertama : prosedur pengangkatan yang demikian akan menyebabkan mutu PNS kurang bagus. Saya mengibaratkan proses recruitment itu adalah mencari bibit tanaman. Petani kalau mencari bibit, pasti yang bagus bahkan kalau bisa yang kualitas super. Mana ada petani buat bibit itu cari yang jelek, sebab petani tahu Bibit yang bagus aja terkadang hasil/buahnya jelek, apalagi bibit jelek buahnya pasti tidak jelek. Demikian juga dengan PNS, mestinya harus diseleksi dengan baik. Sementara sebagian besar honorer (kecuali guru bantu yang ada testnya) banyak yang asal masuk bahkan banyak pula yang jalur koneksi. sehingga tidak jarang ditemui yang punya IQ di bawah rata-rata bahkan ada yang tidak beres jiwanya, tapi karena sudah masuk data base maka jadilah ia PNS.

Yang kedua, akan mempersempit orang yang punya kualitas untuk menjadi PNS. PNS yang masuk lewat jalur honorer kebanyakan berijasah SMA, walau ada yang sarjana bahkan ada yang Cuma lulus SD atau SMP, alangkah baiknya kalau mau cari PNS dari gol II itu lewat jalur umum saja, dan berdasarkan pengalaman mereka yang benar-benar masuk karena kemampuannya lewat test memang bisa diandalkan dalam hal bekerja.

Yang ketiga dengan pengangkatan honorer menjadi PNS maka ini akan jadi sarana iklan gratis agar orang berlomba-lomba jadi honorer, kalau sudah demikian kapan selesainya? Wallohua'lam bisshowab

Kamis, 09 Juni 2011

PROFESIONALISME PNS, MUNGKINKAH?

Profesionalisme Aparatur Negara merupakan tujuan dari reformasi birokrasi sebagaimana yang dijelaskan di dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (RPJPN 2005-2025): "pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembagunan di bidang-bidang lainnya". Lalu apa sebenarnya pengertian profesionalisme? Kalau saya mendefinisikan profesionalisme sebagai profesional yang bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh aturan yang berlaku (sorry ini Cuma merangkum saja setelah bacca sana sini). Jadi sebenarnya seorang aparatur negara (baca PNS dan pns daerah termasuk di dalamnya) memenuhi kriteria untuk bisa menjadi profesionalisme, sebab selain dia mengerjakan sesuatu pekerjaan tertentu dan mendapatkan gaji sesuai dengan Peraturan Pemerintah, seorang PNS mestinya juga harus mengindahkan kode etik PNS dan bekerja sesuai dengan peraturan yang ada. Masalah peosedur kerja, ada banyak aturan yang harus dijadikan pedoman bagaimana membuat rencana anggaran, tata naskah bahkan SOP nya pun sudah ada walau dengan nama lain.

Tapi saat ini profesionalisme birokrasi itu seolah hanya ada di dalam hayalan. Kata profesionalisme baru ada dan terdengar ketika ada spanduk perayaan memperingati hari jadi korpri, Kemarin saya liat di tv yang menyajikan data ombusdman yang mengatakan bahwa selama tahun 2010 ada sekitar 360 pengaduan terkait dengan pelayanan di pemda. Dan kalau di ranking pengaduan terhadap pelayanan di pemda itu menempati tempat tertinggi. Ini saja sudah bisa dijadikan indikator bahwa profesionalisme masih jauh dari harapan. Pertanyaannya Mengapa ? ada banyak kendala untuk menciptakan Profesionalisme PNS Daerah, tapi menurut saya ada 3 hal yang mendasar yaitu :
  1. Pengadaan
    Recruitment atau dalam bahasa kepegawaian disebut dengan pengadaan PNS, seringkali ditunggu-tunggu oleh hampir sebagian besar masyarakat. Tapi tidak bisa disangkal bahwa proses pengadaan CPNS sebelum tahun 2004 banyak diwarnai ketidakjujuran dan kecurangan apalagi proses pengadaan tahun 2011 kecurangan itu begitu nyata, bagaimana seseorang yang tidak ada dipengumuman kemudian malah dapat NIP. Kalau sebelum tahun 2004 komposisi yang jujur dangan yang kkn itu 1 : 9, setelah tahun 2004 perbandingan itu menjadi terbalik, sehingga banyak orang yang tidak punya keluarga pejabat bisa menjadi PNS. Tapi saya tidak menafikan sekarangpun masih banyak daerah yang proses pengadaan CPNS tidak dilakukan secara jujur. Mudah-mudahan hal itu akan semakin berkurang bahkan kemudian bisa menjadi baik seiring dengan akan diselenggarakannya pengadaan secara elektronik. Formasi pengadaaan juga semakin baik karena sudah berdasarkan kebutuhan walaupun belum sepenuhnya riil. Kalau dulu formasi pengadaan CPNS hanya menyatakan sarjana berapa, sma berapa, sehingga ketika terbit SK, dari 10 orang CPNS yang bergelar sarjana hukum 4 orang karena bunyi formasinya hanya S1. kalau sekarang formasinya sudah bagus dimana kalau yang dibutuhkan guru matematika 1 orang ya 1 orang yang akan diterima.
  2. Penempatan
    Permasalahan krusial yang menyebabkan kurang bisanya seorang PNS daerah menjadi profesional yaitu masalah penempatan. Dulu ada yang bilang sama saya bahwa menjadi pejabat itu dimana saja sama, soalnya yang kita kerjakan itu ilmu katon, jadi gak usah dipelajari dg serius. Karena dianggap ilmu katon, Jadi gak masalah bila seorang guru kemudian setelah diangkat jadi kepala dinas pendidikan lalu diangkat jadi kepala dinas Pekerjaan Umum, atau seorang dokter yang menjadi kepala dinas pendapatan. Sarjana pertanian jadi kasi trantib dan begitu banyak pejabat yang tidak sesuai antara latar belakang pendidikan dengan jabatannya. Bagaimana mungkin dia bisa bekerja dengan baik dan kemudian mengembangkan ide kreatif kalau dia sama sekali buta dg pekerjaannya. begitu dilantik dia mestinya belajar mulai dari awal dan itupun kalau ybs mau, lalu kapan bisa membuat program yang cemerlang. Celaka 13nya kalau kemudian kepala daerahnya punya hobbi bongkar pasang (baca mutasi ) pegawai seperti ada di sebuah kab di jawa Timur dimana Bupatinya mengadakan mutasi pejabat hampir tiap bulan, karena selama 7 bulan dia menjabat 7 kali juga dia menghadakan mutasi. Mungkin si bupati ini bisa masuk MURI (Museum rekor Indonesia) sebagai bupati yang paling sering merombak kabinetnya. Semua sah-sah saja, tapi ya apa bisa pejabatnya bekerja kalau baru beberapa bulan sudah diganti.
    Dan untuk itu sebenaranya Nabi Muhammad saw pernah mengingatkan kepada kita bahwa jangan sekali-kali menyerahkan suatu urusan kepada orang yang bukan ahlinya, sebab akan menyebabkan kehancuran.
  3. Sistem pembinaan
    Dalam UU kepegawaian memang disebutkan bahwa dalam rangka pembinaan pegawai dipakai sistem pembinaan karier. Tapi belum ada juklak yang jelas, bagaimana seseorang dianggap berprestasi. Penilaian memang ada yang dilakukan setiap tahunnya yang bernama DP3 tapi DP3 itu hanya sekedar formalitas, bahkan tidak jarang atasan bila dimintai nilai bilang "sudah isi saja berapa nilainya". Di PP 53/2010 sebenarnya sudah ada juga yang mengatur bahwa setiap PNS harus bisa memenuhi target pekerjaan kalau tidak dikenai hukuman disiplin, tapi nyatanya sampai saat ini belum ada ketentuan pelaksananya dan indikator apa saja seseorang bisa dinyatakan sebagai pegawai yang memenuhi target pekerjaannya atau tidak.
    Jadi yang banyak dilakukan di daerah adalah DUK (bukan daftar urutan kepangkatan tapi daftar urutan kedekatan) siapa yang dekat dia yang dapat jabatan. Ada banyak fenomena di daerah bila kepala daerah punya hobbi A dapat dipastikan bawahannya berusaha untuk punya hobbi A, sehingga terkadang terlihat gak pantes. Contohnya ada seorang pejabat yang sama sekali tidak punya hobbi moge, dan posturnya pun sangat tdk coocok menggunakan moge tapi karena bupatinya suka moge dan saat itulah moment untuk dekat dengan kepala daerahnya, maka diapun beli moge. Tapi setelah bupatinya lengser moge itupun dijual dan ybs berganti hobbi lagi sesuai dengan hobbi sang bupati yang baru. 
Kalau sedemikian ruwetnya persoalan pembinaan kepegawaian, dapatkah kita berharap adanya profesionalisme? Wallohua'lam bisshowab.

Selasa, 24 Mei 2011

belajar dari sejarah

Tahun kemarin ketika ada film 2012 semua orang pada ramai membicarakan tentang datangnya kiamat. padahal orang holywood sudah sering bikin film yang menggambarkan dunia kiamat. Pembicaraan itu semakin ramai tatkala ada ramalan dari suku maya bahwa kiamat  akan terjadi tahun 2012. kiamat sudah dekat itu sudah pasti bahkan sudah dibilang sama baginda Nabi 16 abad yang lalu, tapi kapannya itu adalah hak prerogatifnya Allah sebagai penguasa alam. tapi yang mengelisahkan saya bukan rumor kapan kiamat itu, tapi ternyata di tahun 2012 ada badai matahari atau solar storm yang sebenarnya juga terjadi setiap 11 tahun sekali. hanya saja ilmuwan amerika memperingatkan bahwa badai matahari kali ini jauh lebih dasyad dari biasanya bahkan melebihi badai catarina. Menurut mereka badai matahari akan membuat jaringan listrik maupun komunikasi menjadi terganggu. Coba kita bayangkan, listrik mati gara-gara gardu listrik mati stelah kena halilintas kita jadi kebingungan setengah mati, pekerjaan rumah tangga jadi kacau balau, anak kita pada gak bisa belajar. la kalau yang rapuh dan tidak stabil  adalah jaringan listrik plus jaringan telekomunikasi, apa ndak kelepekan. apalagi sekarang semua orang sudah memakai perangkat komunikasi . semua  orang sudah buat akun facebook twitter atau bahkan punya web sendiri.
              Membayangkan semua itu, saya kok jadi keinget cerita zaman nabi yusuf. pada saat itu beliau bermimpi akan datangnya 7 sapi (?) yang gemuk gemuk kemudian datang sapi yang kurus-kurus. dan setelah ditafsirkan oleh ahli penafsir mimpi, mimpi itu diartikan sebagai akan datang musim subur selama 7 tahun berturut-turut, tapi kemudian datang musin paceklik juga 7 tahun berturut. apa yang kemudian dilakukan oleh Nabi Yusuf sebagai pemimpin saat itu? beliau kemudian memerintahkan rakyatnya untuk bekerja dengan baik dan membuat lumbung berbagai kebutuhan untuk menghadapi masa paceklik. alhasil akhirnya beliau berhasil membuat rakyatnya tidak kekurangan bahan makanan dan bahan pokok lainnya walau musim paceklik berlangsung cukup lama. apa yang kita bisa kita ambil di cerita nabi yusuf, bahwa kita diajari untuk membuat perencananan dan mengantisipasi segala kemungkinan terjelek.
               Nabi yusuf yang tidak mengenal RPJM, RPJP  bisa membuat perencananan jangka menengah dengan sangat baik hanya dengan tafsir mimpi. sementara kita yang sekarang sudah memakai data dari  satelit semestinya bisa berbuat lebih baik. bahwa semua data itu bermuara pada suatu bencana, maka seharusnya kita mulai bersiap menghadapi segala kemungkinan. apalagi dikatakan juga  bahwa badai matahari juga bisa menimbulkan kemarau panjang.  kalau musim kemarau berkepanjangan, maka dapat dipastikan akan menimbulkan efek domino. banyak yang gagal panen dan akibatnya akan terjadi kekurangan pangan. kalau bencana itu hanya di satu atau dua negara, kita bisa ekspor tapi kalau hampir semua negara? apalagi baru-baru ini (kalau gak salah) vietnam yang biasanya mengekspor berasnya ke kita pun sudah mulai membatasi ekspor beras.
           Dalam pikiran saya, kalau kita gak pake hp or internet paling-paling kita mati gaya,   tapi kalau kelaparan, akibatnya bisa sangat kompleks, bisa merusak akidah bisa juga membuat gelap mata. belajar dari sejarah, itu yang mesti kita lakukan, kita bisa meniru nabi yusuf dalam menghadapi persoalan. tatkala saya katakan tentang kegalauan saya, teman saya ada yang bilang yang nanti ya diurus nanti, toh belum terjadi buat apa kita pusingkan hal yang belum pasti, lho tapi kalau kita bersikap demikian berarti kita itu pasrah padahal pasrah itu baru boleh dilakukan kalau kita sudah berusaha seoptimal mungkin. kita memang jarang ( bahkan gak pernah) belajar dari sejarah bahkan kita sering menyalahkan orang yang punya data tentang akan terjadinya suatu bencana, pasti kita untuk kepentingan sesaat (baca mencegah kepanikan) dengan cepat akan mengatakan bahwa hal itu tdk benar, tapi saat bencana itu terjadi kita pasti akan kalang kabut, dan seperti biasanya kita akan saling menyalahkan. Semestinya dari sekarang kita mulai menyiapkan segala hal yang mungkin terjadi, misalnya sudahkah cukup persediaan bahan pokok yang ada di gudang bulog/dolog, jangan sampai kita baru berfikir beras tatkala isi gudang bulog hanya cukup untuk 2 bulan mendatang. saatnya kita berfikir jauh ke depan dan bukannya berfikir sesaat  sehingga kita bisa mengatasi masalah tanpa masalah, anda setuju?

Rabu, 04 Mei 2011

Air sungai kita, kenapa begini?

Dulu ketika saya masih sekolah di sekolah dasar, kalau pingin mainan air tinggal nyebrang jalan aja. disitu sudah ada sungai kecil, atau kalau saya biasa menyebutnya wangan. air nya jernih dan arusnya cukup deras.begitu pula sungai brantas yang menjadi pembatas dengan desa lain, dulu airnya sangat jernih, banyak ikannya walaupun tidak jarang ada yang klelep. Tapi saya masih bisa menikmati suasana mandi dan bermain di sungai bersama teman2. kurang dari 20 tahun kemudian, ternyata keadaan sudah berubah banyak.  wangan yang ada di depan rumahku setelah dibangun ternyata tidak ada airnya lagi, kalaulah ada, dapat dipastikan bahwa itu adalah air hujan atau pembuangan air limbah rumah tangga. demikian juga dengan sungai yang bermuara ke sungai brantas, airnya sudah berwarna kecoklatan dan itu pun sisa air hujan. kedalamannya juga tinggal sejengkal karena sungai itu telah kehilangan kedalamannya saat banjir bandang tahun 2004 yang lalu. ketika anak saya ingin dolanan air yang bukan di kolam renang, betapa sulitnya menemukan sungai yang bening dan arusnya yang cukup deras. saya harus bawa anak saya ke pegunungan di pacet atau trawas. itupun saya harus melewati jalan setapak agar bisa sampai di sungai kecil yang airnya jernih. dan ada catatannya dengan huruf tebal tidak ada hujan kemarinnya. sebab bila kemarin turun hujan maka bisa dipastikan airnya juga kecoklatan sehingga saya harus ke daerah air terjun dlundung.
Aku pikir keadaan itu adanya cuma di daerahku saja, tapi ternyata saat aku ke kaltim, air sungainya ternyata sekeruh air sungai di daerahku bahkan saat  berada di pesawat dan masih bisa melihat apa yang ada di bawah kulihat bahwa sungainya juga pada keruh airnya. Aku jadi iri liat sungai-sungai di korea atau di eropa (walau lewat tipi sih)  yang masih bersih dan masih berwarna selayaknya air. terus apa yang salah dengan sungai kita ya?
tentu tidak arif kalau menyalahkan sungainya yang mokong ndak mau mengaliri sawah para petani, atau tetap ngotot ngasih air PDAM yang kotor walau sudah dikasih kaporit. sebab yang patut di ingatkan adalah kita, yang sudah diberi amanat sebagai khalifah fil ard, tapi kita kayaknya tidak cukup amanah menjadi kholifah fil ard. buktinya, kita dengan seenaknya menebang pohon walau alasannya yg kita tebang cuma satu, tapi kalau satu ditambah satu ditambah satu pastinya jadi banyak. kita juga seenaknya membuang sampah di sungai. Walau ini menjadi budaya, tapi budaya yang jelek ya harus kita buang jauh-jauh. mengapa saya bilang budaya? dulu saat saya kecil ada lagu  ... eh mantene teko eh bukano kloso eh klosone bedah .....eh asune mati eh buak nang kali. karena dolanan seperti ini, di pikiran kita sudah tertanam kalau ada asu (anjing) mati ya (termasuk juga sampah)  harus dibuang di kali(baca sungai) bukannya dikubur.
Kita melihat air sungai yang keruh tapi kita tidak pernah mau tau kenapa air jadi keruh.  kita anggap itu semua adalah biasa adanya. kita hanya berfikir yang penting di rumah kita air masih putih bersih dan masih berlimpah. baru kalau air yang dirumah kita keruh, baru berteriak-teriak dan ditambah menyalahkan orang lain. padahal kalau kita fikir lagi air keruh itu juga pertanda akan datangnya masa dimana air bersih itu menjadi sangat terbatas. yang kita tau bahwa air itu adalah sda yang tak terbatas, padahal selama namanya makhluk Allah tetap ada batasnya. demikian juga air karena dia juga makhlauk Allah. air mungkin dalam bentuk yang berbeda akan berjumlah sama, tapi jumlah air bersih ? saya kok malah berfikir akan semakin berkurang. yang paling nyata adalah ketika kita ngebor air semakin hari akan semakin panjang pipa yang harus kita sediakan.
kalau  tanda-tanda itu semakin nyata, sedang kita tidak berbuat apa-apa, apa kata dunia!
Perubahan! itu yang harus kita lakukan, perubahan terhadap sikap kita yang masa bodoh dengan semua yang terjadi, perubahan terhadap perilaku kita. dan itu bisa kita lakukan dari sekarang. semisal tidak membuang sampah sembarangan. tidak menebang pohon walau pohon itu milik kita sendiri, menanam pohon yang bisa menahan air. kalau tidak bisa menanam di pegunungan yang hampir pada musnah hutannya, kita bisa nanam pohon di sekitar rumah kita. urusan pohon dirumah kita memang tidak berdampak langsung pada air sungai kita. tapi setidaknya bisa mengikat air bersih disekitar kita sehingga kita tidak akan kelangkaan air bersih. perubahan itu bisa dari hal yang terkecil dan dari kita sendiri. kalau tidak kita siapa lagi?



 

Senin, 25 April 2011

cerai, halal tapi dibenci

Perceraian, sesuatu yang halal tapi dibenci oleh Allah. Biasanya sesuatu yang dibenci oleh Allah itu juga diharamkan, jarang sekali Allah itu membenci tapi juga menghalalkan sesuatu, Istimewakah?  bisa jadi ya, tapi  menurut ku sih karena Dia sih yang paling tau (ya iyalah kan Dia yang buuat manusia, jadi tau kelemahan dan kelebihan manusia) bahwa manusia itu hidup berpasang-pasangan dan ada kalanya sepasang manusia  jodohnya singkat, sehingga  harus bercerai.
Akhir-akhir ini aku juga kadang heran kenapa setiap aku menyelesaikan satu kasus  perceraian , kasus perceraian yang lain sudah datang. mungkin sudah jamannya kali ya kalau sesuatu yang dibenci sama Penguasa Alam sekarang ini malah banyak dilakukan oleh orang lain. Apalagi kalau kita liat Berita selebritis, sepertinya tidak ada hari tanpa beritta cerai. bahkan (bukan bermaksud bergosip) seorang dai kondang yang dulu selalu pamer kemesraan dengan istrinya pun tak luput dari kata ini. Apalagi kalau kita lihat statistik di hampir semua Pengadilan Agama, kasus perceraian grafiknya selalu naik.
banyak kasus (bahkan hampir semuanya) mereka (orang yang ingin bercerai) selalu pingin cepat-cepat diselesaikan ijinnya dan selalu menganggap bahwa cerai adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Mereka mengabaikan kebaikan-kebaikan pasangannya. Mereka seakan lupa bahwa pasangannya dulu adalah  orang yang paling dia cintai. Demi cinta (katanya) mereka tidak jarang mengabaikan perasaan orang lain bahkan perasaan orang tuanya. Tapi apa yang terjadi jika cinta  yang dulu mereka anggap sebagai dewanya mulai memudar cahayanya. maka mereka biasanya memilih perceraian sebagai satu-satunya jalan untuk menyelesaikan masalah. Sedemikiannya happynya bahkan ada yang sampai syukuran karena ijin perceraiannya  dikabulkan, . 
Islam memang membuat cerai begitu mudah, hanya dengan sang suami bilang cerai, maka cerai pun sudah terjadi. tapi islam memberi tuntunan bahwa sebenarnya saat mau menikah itu harus teliti jangan sampai membeli kucing dalam karung. Islam mengajarkan bagaimana seorang yang mau nikah harus melihat dulu nasab, harta , wajahnya  dan yang paling penting adalah agamanya. Untuk mengetahui semua 4 kriteria tentu butuh waktu yang tidak singkat. kalau untuk melihat keturunan siapa dia atau  seberapa hartanya memang  gambang. sekarang zaman instan semua informasi bisa tersaji dengan cepat. Di dunia maya ada  mbah google yang kalau kita ketik satu  nama akan dengan cepat tersaji data, Tapi apa iya semua orang menulis informasi dirinya dengan detail, yang ada paling-paling yang baik-baik saja. kalaulah ada informasi yang "miring" tentang diri seseorang tentulah dia seseorang yang cukup terkenkalau dipedesaan untuk urusan perjodohan ada yang namanya mak comblang, yaitu seseorang yang memberi informasi tentang calon suami/istri, tapi kebanyakan mereka hanya memberi keterangan yang baik-baik saja bahkan tak jarang mereka melebih-lebihkan kelebihan seseorang yang akan dicomblangin.
perkenalan memang sudah menjadi Keharusan  dalam sebuah jalan menuju perkawinan, tapi tentu saja tetap dalamkoridor agama, biar gak kelewat batas. lamanya perkenalan juga bukan jaminan perkawinan akanT menjadi langgeng, banyak sekali contoh pacaran sampai bertahun-tahun, eh nikahnya cuma beberapa tahun bahkan ada yang berbilang bulan. yang perlu dilkukan juga  adalah  kita minta petunjuk dulu samaYang Maha Kuasa kalau yang beragama Islam melalui sholat istikharoh, karena apa yang akan terjadi di masa yang akan datang adalah termasuk hal gaib yang hanya Allah yang tahu.  Tapi kita perlu sadari bahwa Allah memberi kita yang terbaik, memberi kita sesuatu yang kita butuhkan yang terkadang bukan sesuatu yang kita inginkan.yang yang paling penting setelah pernikahan kedua pasangan harus saling belajar untuk memahami satu dengan yang lainnya, sebab dimuka bumi ini tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri.berani mencoba?
.