Rabu, 27 November 2019

biar ngehit mestinya dinaikan bobot evaluasi pada evaluasi sakip


       

Komitmen untuk menjadikan birokrasi yang bersih menjadikan sebuah lembaga yang bernama inspektorat menjadi ngehit, selain ada ketentuan tentang mandatory spending  dimana anggaran inspektorat sudah ditentukan besarannya sesuai dengan besaran belanja daerah yang berlaku tahun 2020, juga adanya penguatan lembaga dengan adanya peraturan pemerintah no 71 tahun 2019 tentang perubahan peraturan pemerintah no 18 tahun 2016 walau masih bikin ngak jelas karena bertanggungjawab ke kepala daerah melalui sekda tetapi berkewajiban melaporkan KDH kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat kalau diduga KDH melakukan tindak pidana korupsi), Dalam dunia perSAKIPan, Inspektorat juga memegang peranan yang cukup strategis. Inspektorat tidak hanya mereviu LKJP tahunan dan melakukan evaluasi sakip perangkat daerah, tetapi inspektorat itu mengawal akuntabilitas kinerja mulai  dari perencanaan (melalui reviu RPJM, RKPD, Renstra) penganggaran (melalui reviu RKA), pelaporan (melakui reviu LkjIP)  sampai Monitoring evaluasi (melalui evaluasi SAKIP, audit kinerja).  
Gambar terkait
Kalau kita lihat alur pada sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka peran inspektorat ada di semua lini. Tetapi memang selama ini belum dilakukan dengan optimal (karena yang namanya reviu ya hanya memberikan keyakinan terbatas), Misalnya ketika mereviu rka kebanyakan belum sampai melihat apakah rincian belanja sudah selaras dengan kegiatan dan indikator kinerjanya. Pengalaman kami 4 bulan di inspektorat, membuat kami tau bahwa walau Indikator kinerja utama (IKU) serta indikator program dan kegiatan juga sudah smart, tetapi kinerja belum optimal, karena ngak sedikit dari perangkat daerah yang rincian anggaran belanjanya ngak  nyambung dengan apa yang mau dicapai misalnya indikatornya updating data tapi rincian belanjanya ternyata untuk sosialisasi, kalau dihubungkan sih ya ada tetapi ya jauh. Ada juga  yang punya indikator A tetapi rincian belanjanya sama sekali ngak ada atau anggarannya sedikit dibanding sub kegiatan yang lain. Ini mungkin daerah yang nilai sakipnya masih b atau bahkan yang nilai sakipnya  bb ke bawah ya .... tapi kan pemerintah daerah masih  banyak yang nilainya BB ke bawah di banding yang nilai sakipnya A.  Maka agar Inspektorat lebih bertaring dan ada perhatian lebih dari pemangku kebijakan daerah maupun institusi inspektorat sendiri, maka di tataran penilaian SAKIP, mestinya bobot evaluasi itu bukan hanya 10% sebagaimana Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang  Pedoman Evaluasi Implementasi SAKIP ( yang bobot 10% tersebut dibagi lagi  menjadi 2 % untuk pemenuhan, 5% untuk kualitas dan 3% untuk pemanfaatan hasil evaluasi)  tetapi menjadi 15 %.  tentu yang dilihat tidak hanya kualitas saat evaluasi sakip perangkat daerah tetapi juga pada saat reviu perencanaan dan penganggaran.
Tentu pembobotan ini juga harus dibarengi dengan peningkatan Sumber daya evaluatornya. Karena diakui apa tidak sumber daya evaluator SAKIP yang ada di inspektorat masih terbatas. Seperti yang sering saya denger, evaluasi sakip itu itu menurut sebagian evaluator mumet dan ngak bisa 1 ditambah 1 sama dengan 2. Ngak ada pakemnya seperti saat melakukan audit belanja. Bahkan kadang saya tersenyum simpul saat masih ada yang belum faham bedanya sakip sama lakip jadi  ngomong evaluasi sakip itu evaluasi lakip. Tetapi kendala SDM bukan masalah toh tahun depan biaya pengawasan sangat besar sehingga bisa dipakai untuk melakukan diklat atau bentuk lain dari penngkatan kualitas evaluator. Anda setuju?????   

Senin, 16 September 2019

REST AREA


Akhir tahun 2018, kami bersama keluarga berkesempatan melaksanakan ibadah umroh yang berbonus tour turki. Haramain yang ada di negara arab saudi menjadi impian semua muslim untuk bisa ibadah. Selain pahala yang sangat besar ketika beribadah di sana, banyaknya tempat mustajabah untuk berdoa, yang juga tidak kalah berharganya yaitu  nikmat ibadah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Air mata haru sering tanpa sadar menetes karena bisa lebih dekat dengan makam Rosululloh SAW orang yang kita kagumi dan hormati. Setelah merasakan nikmatnya ibadah selama 3 hari dan 3 malam di madinah, rombongan kami bergerak menuju mekkah. Karena perjalanan panjang dimana waktu tempuh antara  medinah-mekah itu sekitar 6-7 jam tentu, maka kami berhenti sejenak di rest area. Dan karena saya juga ingin buang hajat, maka saya pun ikut turun. Di rest area tersebut seperti rest area yang lain ada tempat duduk untuk istirahat sejenak menikmati sekedar kopi atau teh hangat, ada orang jualan makanan ringan. Karena saya ingin buang air, maka saya ke arah belakang.

Saya agak heran, kenapa rest area ini toiletnya ngak terang lampu pencahayaannnya, trs model wc ne kuno banget bikin sendiri seperti orang dulu closetnyadibuat asal ada lubangnya. Tetapi saya urungkan niat saya karena ternyata disitu ada kotoran manusia yang saya bingung pake apa untuk menyiramnya. Ini rest area jorok yang ada di saudi, di rest area antara jeddah dengan madinah (saya lupa namanya) juga hampir sama kondisinya. Saya heran sama kondisi yang begini ini. Yang Muslim pasti hafal diluar kepala hadist annadlofatu minal iman, kebersihan itu sebagian dari iman. Tentu sebuah hadist ini ngak Cuma perlu dihafal atau dimengerti tetapi yang utama adalah dilaksanakan. Bagaimana islam begitu mencintai kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan. Di Islam pelajaran soal kebersihan itu sangat detail misalnya untuk sholat harus bersih dari hadas besar maupun hadas kecil dan tempat yang digunakan untuk sholatpun harus bersih dan suci. Tetapi saya melihat di hampir semua rest area yang ada di saudi ini jauh dari kata bersih. Ini tentu sangat bertolak belakang dari ajaran islam. Hal ini juga menurut saya agak aneh ketika pemerintah arab saudi sudah mematok target  tahun ini jamaah umroh berkisar 8,5 juta atau naik 2 juta dari tahun lalu yang berjumlah 6,5 juta. Di negara yang mematok target kedatangan orang ke negaranya, salah satu yang dibenahi adalah pelayanan publik. Termasuk rest area. Tetapi ya ini keuntungan kerajaan arab saudi, walaupun fasilitas jelek (kecuali haramain ya...) tetapi orang pasti tetap berbondong-bondong ke sana, dan mungkin ketidak nyamanan fasilitas (kecuali sekali lagi haramain) dianggap sebagai ujian dalam ibadah.

Hai ini berbeda dengan turki yang tahun kemarin dinyatakan sebagai negara no 6 terbesar jumlah wisatawannya yaitu 46 juta wisatawan setelah Prancis, USA, Spannyol, China dan Italia. Yang saya kagumi selain toiletnya bersih ala toilet hotel bahkan yang merupakan fasilitas minimarket, tempat ibadahnya (baca tempat Sholatnya) bersih dan untuk air wudlunya tersedia air hangat juga.  Bahkan tanda apakah toilet itu untuk perempuan atau untuk laki-laki terkadang lucu juga karena ditandai dengan gambar ayam jantan dan ayam betina. Lalu  bagaimana dengan Indonesia yang sebagaian besar juga sangat ngerti perihal hadist nabi di atas? Saya melihatnya sudah lumayan karena di pom bensin atau rest area jalan tol sudah banyak yang bersih dan terjaga kebersihannya juga, tetapi memang masih ada yang kurang bersih sehingga perlu kesadaran semua pihak terutama dalam menjaga kebersihan terutama di daerah pariwisata. Kalau biasanya kita melihat kamar mandi seseorang kita akan tahu karakter orang yang punya rumah, demikian juga dengan rest area bisa juga menunjukkan karakter negara atau daerah tersebut, anda Setuju????


Foto By mas agus alie balikpapan, thanks mas

Selasa, 27 Agustus 2019

KERJA ITU NGGAK CUKUP DENGAN ABSENSI SAJA


Saat kami melakukan audit ketaatan di salah satu perangkat daerah, kami diwaduli sama kadisnya yang binggung bagaimana mengatasi salah satu stafnya yang nakal. Si staf setiap hari finger printy, sebagai bukti kehadiran dia di kantor padahal sejatinya dia  hanya  absen kemudian entah kemana. Dalam entry kinerja, si staf tadi hanya mengisi di bulan januari itupun Cuma  beberapa prosen dari yang seharusnya dan bulan juni dia input Cuma upacara yang tgl 17 juni padahal tanggal 17 juni tidak aktifitas upacara. Sebenarnya PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS sudah mengatur hal-hal yang dianggap sebagai pelanggaran disiplin salah satunya adalah melaksanakan tugas kedinasan. Pada Pasal 8, 9 dan 10 sudah diatur tentang pelanggaran disiplin yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kedinasan.

 Seorang PNS  dalam melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya harus melaksanakannya  dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab sebagaimana diamanatkan pasal 3 angka 5. PNS juga harus bekerja dengan tertib cermat dan bersemangat untuk kepentingan negara (Pasal 3 angka 9) dan mencapai sasaran kerja yang ditetapkan (pasal 3 angka 11). Hukuman disiplin bagi yang melanggar kewajiban ini didasarkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan apakah berdampak pada unit kerja sehingga dijatuhi hukuman disiplin ringan, berdampak pada instansi sehingga yang melanggar dijatuhi hukuman disiplin sedang ataukah pelanggaran terhadap kewajiban tersebut berdampak pada negara maka yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berat

   untuk membuktikan pelanggaran terhadap kewajiban melaksanakan tugas ini memang agak sulit kalau belum ada aplikasi upload kinerja. Skp sehari saja bisa dibuat, karena walau sudah ganti nama dari dp3 menjadi skp, tapi ternyata dipelaksanaannya sama saja dengan proses dp3.  Sehingga SKP tidak bisa mencerminkan seorang pegawai berkinerja atau tidak, apalagio jika parameter SKP masih seperti yang sekarang, yang masih proses alias kerja bukan hasilnya atau kinerjanya. Tetapi instansi pemerintah yang sudah menerapkan e kinerja tentu pembuktiannya lebih mudah, apakah dia bekerja atau tidak bisa dilihat dari  data kinerjanya. Biasanya instansi yang sudah memakai sistem e kinerja, tunjangan kinerja atau tambahan penghasilan nya juga diukur dari kerja atau  kinerja.  sehingga bagi pegawai yang tidak bekerja selain dia tidak mendapat tambahan penghasilan atau tunjangan kinerja dia juga harusnya diproses untuk hukuman disiplinnya, tentu setelah melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam pp 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS. jadi PNS Cuma absen doang?????? Sudah ngak usum itu.... saatnya PNS keren itu PNS yang berkinerja !!!!!

Minggu, 18 Agustus 2019

Telat masuk kerja bukan sekedar kehilangan penghasilan


Seringkali kita mendengar, ah gak papa telat, toh Cuman dipotong 0,5% sampai 3% tunjangan kinerjanya. Memang kalau Cuma soal tunjangan di potong, buat beberapa orang itu hal kecil (note : tapi kalo buat saya ya tetep besar),  tetapi ada yang lebih besar dampaknya dari keterlambatan atau pulang lebih cepat, yaitu hukuman disiplin.  Kemarin ketika saya melakukan audit ketaatan ke perangkat daerah, ternyata Banyak yang tidak tahu bahwa akumulasi  keterlambatan dan pulang yang lebih cepat dari jam kerja  7,5 jam itu disamakan dengan tidak hadir selama sehari dan itu  dihitung secara kumulatif  dalam satu tahun (penjelasan pasal 3 angka 11 PP 53 tahun 2010). Mereka beranggapan bahwa kalo telat ato pulang lebih cepat tidak masalah dengan hukuman disiplin kecuali kalau tidak masuk kantor. Ini sih bagi saya cukup memprihatinkan, karena aturan yang mengatur akumulasi datang terlambat dan pulang lebih cepat ini sudah 9 tahun. 
Menurut saya persoalan akumulasi jam terlambat datang dan pulang lebih cepat ini bisa menjadi persoalan serius. Sebagai contoh disatu perangkat daerah ada PNS yang hampir setiap hari telat 25 – 45 menit sehingga setiap bulannya kalau diakumulasi dalam jam dia telat 12-18 jam  kalau diakumulasi sampai bulan juni saja dia sudah 14,95 hari. Artinya dipertengahan tahun si Oknum PNS ini dia setelah dilakukan proses pemeriksaan, sesuai dengan pasal 8 PP 53 tahun 2010, dia  dijatuhi hukuman disiplin ringan tertinggi yaitu pernyataan tidak puas secara tertulis. Kemudian ternyata  di bulan-bulan berikutnya dia terlambat juga maka sebagaimana penjelasan Pasal 14 PP 53 tahun 2010,  jumlah akumulasi keterlambatan dan pulang lebih cepat  dari januari-juni tersebut ditambah keterlambatan dan pulang lebih cepat di bulan  selanjutnya  misalnya 16,5 jam sehingga  selama setahun akumulasi keterlambatan dan pulang lebih cepat menjadi  2 hari. Sehingga kalo menurut  Pasal 9 PP 53 Tahun 2010, oknum PNS tersebut harus dijatuhi hukuman disiplin sedang yaitu penundaan kenaikan gaji berkala selama setahun.  Ini kalo telatnya cuman 30 menitan sj seperti oknum di salah satu dinas ini, la kalo telatnya sampai sejaman itu setahun bisa lebih dari 30 hari yang berarti bisa hukuman disiplin berat. Jadi...... siapa bilang telat absen Cuma berkurang penghasilannya????

Selasa, 30 Juli 2019

UMROH BUKAN PENGGANTI HAJI


Judul ini saya meniru dari status seorang guru, yang mungkin mempunyai pemikiran yang sama dengan saya, yang mempunyai kegelisahan yang sama dengan saya. Sebenranya saya sudah lama pingin nulis tentang hal ini. Tetapi baru terinspirasi untuk menulis hari ini.
Kegelisahan saya dimulai karena melihat berbondong-bondongnya orang untuk umroh dari pada antri berangkat haji dengan alasan naik haji antrinya panjang toh sama-sama bisa melihat ka’bah. Mereka bahkan sampai menjual tanah atau barang yang mereka punyai demi bisa melaksanakan umroh. Kalo dulu biasa ada haji wahyu, haji karena sawahnya payu alias laku. Saya pikir its okey... untuk melaksanakan kewajiban memang harus di dahulukan. Ini mungkin imbas dari keberhasilan iklan umroh baik iklan secara nyata maupun agen umroh yang biasanya merupakan orang-orang yang sesungguhnya ilmu agamanya juga sudah mumpuni.  Ini yang mestinya harus diluruskan. Dari Segi hukum sudah beda, haji merupakan rukun islam dan merupakan kewajiban  kalau ngak dikerjakan berdosa walau ada syaratnya mampu, sedangkan umroh itu hanya sunnah, dikerjakan dapat pahala ngak dikerjakan ya gak papa. Jadi kalau ada orang yang sudah berumroh tetapi belum haji atau belum punya porsi haji, maka menurut saya dia wajib haji (dengan kata wajib harus di beri huruh besar dan miring), karena keberangkatan umrohnya menandakan kalau dia adalah orang yang mampu baik secara materi maupun fisiknya, sehingga bila tidak haji setelah berumroh maka ia menanggung dosa.  Ini menjadi tugas kita semua untuk Mendudukkan sesuatu pada tempatnya, memberikan pemahaman bahwa mendahulukan yang wajib baru setelahnya sunnah. Saat ini berangkat haji memang harus antri bertahun-tahun untuk berangkat. Tetapi kalau menurut saya yang penting kita sudah niat dan berikhtiar dengan membayar bpih biaya penyelenggaraan ibadah haji. Soal berangkat kapan, kita tunggu sampai tahun berapa kita jadwalnya berangkat dan tentu semua kita serahkan sama Yang Kuasa. Dengan membayar bpih, maka kita sudah gugur kewajiban.  Dan kalau rindu ka’bah kita bisa umroh kalau ada rezeki.


Kewajiban berhaji tentu tidak sekedar dapat melihat ka’bah atau dapat sholat di haromain, tetapi kita akan menjalankan sebuah syariat yang penuh perjuangan, di dalamnya ada sunnah, wajib syarat rukunnya. Banyak ritual yang hanya ada di haji seperti ritual arofah minna.
Sebenarnya kalau dihitung hitung biaya haji itu lebih murah dari umroh, untuk umroh yang reguler 9 hari itu biaya rata-rata berkisar antara 22-30 juta padahal 9 hari itu sudah kepotong 2 hari perjalanan pulang pergi jadi praktis tinggal 7 hari, 3 hari di madinah, 4 hari di mekah.  Padahal biaya haji cuman 37 juta itupun untuk 40 hari plus livingcost sebanyak 1500 real atau setara Rp. 6.000.000,-  apalagi katanya yang dulu zaman saya haji dapat makan itu hanya saat di madinah dan di arofah mina, sekarang di mekah pun kita dapat makan. Itu secara materi. Secara rohani, saat ibadah haji dengan waktu 40 hari kita akan dapat keuntungan yang luar biasa, karena kita bisa sholat arbain, kita dapat melakukan sholat tanpa judul apapun, kita bisa thowaf sepuasnya, dan kita bisa iktikaf di masjidil haram dan masjid nabawi sepuasnya (ini yang ngak akan kita dapatkan saat umroh reguler karena waktunya terbatas, dan siang hari kita habiskan buat ziarah) dan kita pun bisa umroh berkali-kali. Dan semua itu tentu nikmat yang sangat berarti.

Kamis, 25 Juli 2019

PERJALANAN KAMI BERSAMA Umroh backpacker


Perjalanan kami Berawal dari permintaan anak ragil saya mahira, yang minta ke turki di pertengahan 2017 setelah saya pulang dari dinas luar ke azerbaijan, georgia dan ukraina yang transit di turki. Awalnya kami menganggap permintaan yang ngak serius, tapi karena hampir tiap hari minta ke turki, saya pun coba-coba mencari informasi  dan mulai menabung juga. Dan Bulan januari salah satu teman saya upload foto turki dan di akhir tahun upload foto lagi umroh. Saya langsung nanya habis berapa dia, ternyata 27 juta per pax. Dapat info harga segitu tiba2 saya kok malah semangat dan sampai nadzar kalo anak sulung saya masuk sbpmtn uang persediaan untuk sekolah mandiri saya pakae untuk umrohin asisten rumah tangga saya. Dan benar kata pepatah  ada niat disitu jalan. Di Bulan maret setelah cari-cari info, saya ketemu dengan koord group ubepe, ms fauzan tapi via wa.  Ngurus pasport agar bisa beli tiket n saat beli tiket lumayan dpt diskon krn hira masih 6 tahun kalo di travel lain mungkin ini kyk DP.  Sampai sini pun sebenarnya saya masih binggung bisa ngak ya  bayar LA (land arrangement) untuk 6 pax yang harganya 1 pax  $1.060. blm lg harus bayar tiket surabaya singapura dan cengkareng juanda. Untuk 2 tiket ini jujur saya akhirnya nyicil ke teman saya dan baru bln oktober lunas padahal belinya tiket bln mei. Untung punya teman baik hati dan tidak sombong




Setelah periode itu saya harus benar2 berhitung  Ternyata di bulan Nopember kami mendapat undangan berbagai kegiatan dari beberapa kementerian.  Dan lewat jalan itulah biaya LA tercukupi sehingga akhir bulan nopember saya bisa melunasi biaya LA sebesar $6.360 saat ada kegiatan manasik haji di Asrama haji sukolilo surabaya. dan sekali itu saya ketemu sama mas fauzan.


kalo mau belanja apapun itu. Dan hitungan saya sampai awal bulan desember saat akhir batas pembayaran saya masih kurang duit 10 jutaan. Tapi sebagaimana kami yakini ini untuk menyenangkan ibu saya, anak yatim dan asisten saya, pasti Alloh kasih rezeki dari pintu rezeki yang tidak kita sangka. Ngelu saya memikirkannya. Karena saya sudah berprinsip ngak akan ngutang ataupun jual barang untuk keperluan ke barat.


Dan tanggal 20 Desember kami berangkat jam 5.30 kami berangkat ke juanda di antar beberapa saudara, alhamdulillah semuanya lancar. Paling di imigrasi ditanya “ ini mo umroh ya bu? Kok Cuma 6 orang? Yang saya jawab iya, umroh, karena meeting point nya kita di singapure. Ada sedikit bingung ketika mendarat di cangi...maklum baru pertama kali ke singapure lewat jalur udara. Biasanya lewat laut via batam,. Akhirnya setelah ngisi form imigrasi, kita istirahat, mau jalan2 takut ngak cukup waktunya. Tidak lama kemudian kami ketemu sama mas anton candra yang hari itu jadi tour leader kami dan mba ana dari semarang. Kemudian satu persatu anggota rombongan kami kumpul.  Dan sorenya kita terbang ke saudi arabia.
Setiba di Jeddah, kita ternyata sudah dijemput local guidenya dan sdh siap pula bus yang akan membawa kami ke madinah. Sampai madinah sdh jam 3 pagi  kami langsung dibawa ke hotel yang alhamdulillah dekat dari masjid nabawi, Cuma 100 meter doang. Karena deket habis meletakkan koper banyak dari kami yang langsung ke masjid kecuali saya karena si kecil mahira harus istirahat. Walau judulnya umroh kami ini backpacker, alhamdulillah itu hanya judulnya saja karena kami tidur di hotel yang lumayan oke n deket lagi, kami pun mendapat makan 3x sehari, dan ada city tournya juga.

Setelah 3 hari di madinah kami pun diberangkatkan ke mekkah mukarromah. Dan alhamdulilah hotel kami juga tidak jauh dari masjidil haram, kira2  125 meteran. Dan bagus juga hotelny. Di mekkah pun kami dapat fasilitas makan 3x sehari, citytour 3 kali yang bisa kita pake miqot untuk umroh karena  kita ke jikronah, tan im dan hudaibiyah.
Setelah 5 hari 4 malam di mekah, kami berangkat ke jeddah untuk selanjutnya ke turki, tapi karena jarak waktu yang lumayan lama yaitu 7 dengan jadwal pesawat maka jadilah kami merasakan jadi backpacker  krn hrs tidur di kursi bahkan di lantai di bandara.
Setelah melalui perjalanan udara selama 3,5 jam, kami sampai diistambul, disini kami pun berpisah dengan teman-teman yang ikut ke cappodacia. Sementara kita karena di turki hanya 5 hari, maka dari istambul kita menyeberang menuju kota bursa dan menginap di hotel almira. karena kita dari daerah tropis maka ketika melihat salju di uludag kita semua kayak anak kecil yang baru dapat mainan yang diiimpikan.   


Dari bursa kita kembali ke istambul kita nginap di mercure, kita keliling kota dari selat bhosporus, jaket kulit, aghia sofia, grand bazaar, blue mosque sampai pierre lotte.
Dari 14 hari perjalanan kami dengan timnya mba butet ubepe, kami cukup puas menikmati layanan baik transportasi, akomodasi maupun kosumsinya. Sehingga bila Alloh melapangkan rezeki kami, sehingga kami bisa berangkat umroh plus lagi kami berencana tetep lewat umroh backpacker nya mba butet ubepe apakah itu lewat group nya mas fauzan atau yang lain. Mekanisme umrohnya yang membuat orang seperti saya yang punya keterbatasan sumber dana bisa umroh plus. Fabiayyiala irobbikuma tukaddziban.

Kamis, 27 Juni 2019

TURUN KELAS JABATAN ITU BUKAN KIAMAT





Bagi pegawai seperti saya, mutasi adalah sebuah keniscayaan, bahkan untuk seorang PNS, janji untuk bersedia ditempatkan dimana saja sudah diikrarkan saat mau jadi PNS dengan menandatangani selembar kertas pernyataan. Sebenarnya saya termasuk kategori PNS yang tidak sering kena mutasi. Dari 21 masa kerja, saya baru 6x pindah, paling singkat saya bertugas di bagian hukum setda sedang paling lama saya bertugas di Sekretariat dewan yang sampai sepuluh tahun.   Untuk mutasi kali ini, saya sudah dengar sejak 5 bulan sebelumnya termasuk siapa yang akan menggantikan saya siapa, saya juga sudah tahu. Bahkan saya sebenarnya sudah memprediksi jauh hari ketika pilkada digelar dan siapa yang akan jadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.  walau saya sudah tau akan dimutasi saya  tetap semangat bekerja. Berbagai kegiatan yang terkait dengan tugas dan fungsi saya seperti menasistensi teman-teman unit kerja untuk membuat proposal inovasi pelayanan publik yang akan diikutkan dalam kompetisi inovasi pelayanan publik di kementerian PAN dan Rb, menyusun Anjab ABK beberapa jabatan fungsional untuk kebutuhan pengadaan CPNS dan P3K, termasuk menyelesaikan redistribusi honorer saya kerjakan dengan semangat 45. Ada seorang teman eselon 2b  yang mengatakan kepada saya kenapa semangat kerja toh nanti yang nerima penghargaan bukan saya, tapi Bagi saya selama belum dipindah maka saya tidak boleh kendor bekerja, bukankah memberi warisan yang baik itu juga bagian dari tujuan yang baik?  Maka ketika salah satu proposal yang kita ikutkan dalam kompetisi inovasi pelayanan publik (KIPP) masuk top 99, capaian yang prestisius karena kita harus mengalahkan 3000 lebih proposal inovasi pelayanan publik, saya terharu sampai saya tidak tahan untuk tidak menangis, karena masuk top 99 ini impian saya walau saat pemberian penghargaan nanti saya tidak bisa menghadiri lagi.
Ketika kabar mutasi ini mulai saya dengar saya sudah mencoba menyiapkan diri terutama  mental saya. Karena jujur yang saya takuti adalah post power syndrom. Karena jabatan saya, selama ini saya mendapat kendaraan dinas roda 4 dengan sopir dan segala perlengkapannya, saya pun mempunyai ruang kerja di ruang sendiri yang bisa saya pasang barang pribadi saya seperti foto keluarga saya, saya pun mengelola anggaran yang bisa saya gunakan untuk mencapai target kinerja saya. Saya pun karena jabatan tersebut sering mendapat kan keistimewaan untuk duduk di depan di acara2 seremonial yang diadakan pemda. Pendek kata dengan jabatan itu saya dapat fasilitas terhormatlah.  Sementara jabatan baru ini, saya tidak akan dapat lagi fasilitas seperti itu lagi. Maka sejak mendengar selentingan bahwa saya mau dimutasi itu saya berusaha untuk tidak lagi mengikuti kegiatan kegiatan seremonial, saya juga sudah membiasakan untuk jadi staf biasa. Dan ketika surat undangan menghadiri pengambilan sumpah janji, maka saya sudah melepaskan yang bukan punya saya, dari mobil, sopir, laktop dll dan tentu mengambil semua barang pribadi saya.  Ternyata menghilangkan post power syndrome itu sulit juga walau kita sudah mempersiapkan diri. Saat mutasi terjadi, beberapa saat saya mental saya down juga, tapi dukungan keluarga, teman2  kabag organisasi baik yang dikalimantan, sumatera  jawa termasuk jatim bahkan teman teman yang ada di kementerian baik itu kemenpan Rb maupun Kemendagri yang selama ini sudah berhubungan  baik juga  langsung telp maupun chat saya memberi dukungan dan semangat,  sehingga memberikan energi baru bagi saya.    Saya harus melihat ke bawah bahwa yang saya alami masih jauh lebih ringan karena saudara sepupu suami malah dari kepala dinas menjadi staf  padahal beliau juga tidak mendapat hukuman disiplin, bahkan sepupu saya juga nyaris non job kalau tidak ada tangan-tangan ajaib. Saya tidak hendak mencari alasan atau sebab kenapa saya dimutasi ke kelas jabatan yang lebih rendah walo saya berkinerja dan tidak melanggar disiplin. biarlah itu menjadi urusan penggambil keputusan. Toh Saya pun sekarang sudah mulai menikmati pekerjaan baru saya, belajar hal baru, dapat kawan baru.  Walau sekarang saya turun kelas jabatan yang berarti penghasilan juga berkurang, tapi saya yakin dan percaya, kalo rezeki kita barokah yang sedikitpun jadinya cukup. Jadi turun kelas jabatan itu bukan kiamat. 

Senin, 24 Juni 2019

indah pada saatnya

Setiap manusia tentu punya harapan, impian atau pun cita-cita. Sesuatu yang ingin kita capai sekarang atau kurun waktu tertentu. Sebagai manusia kitapun diwajibkan melakukan usaha atau ikhtiar. Sebagaimana manusia yang lainnya, saya pun punya target-target baik untuk kehidupan pribadi saya maupun pekerjaan saya. Untuk urusan keluarga saya tentu ingin punya keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, dengan 2 anak cukup (seperti jargon program KB zamannya pak harto) dan suami yang menyayangi keluarganya dan mendampingi kita sampai tua nanti. Semuanya berjalan sempurna sampai di bulan september tiba-tiba saya ternyata hamil din usia 38 tahun. Sedih binggung malu dll perasaan saat menyambut kehadiran si kecil. Sampai sempat pingsan saat apel pagi. Dan setelah setahun si kecil lahir, ternyata Alloh memanggil suami. Sempat terguncang selama hampir 1 tahun, kemudian bangkit bersama 3 anak tercinta. Dan nyatanya saya baru merasakan betapa Alloh sayang sama saya. Karena Alloh sebagai sang Maha pencipta tentu tahu kapan usia suami akan berakhir, maka sama Alloh saya dikirim bidadari cantik yang akan menjadi teman saya, yang akan jadi rem yang sempurna kalo saya mau berperilaku tidak benar. Saya Tidak bayangkan bagaimana sepinya hidup saya kala 2 anak saya sudah mondok selepas SD atau kuliah di luar kota. Saya tidak bisa membayangkan betapa ndablegnya saya ketika selepas kerja di kantor tidak ada orang dirumah, mungkin saja saya akan mblarah ndak tau kemana. Tapi hidup saya jadi tetap bahagia saat 2 anak saya mondok karena masih ada yang nyari saya saat saya harus rapat sampai sore bahkan malam hari sehingga saya harus bergegas pulang ke rumah, masih ada yang wa saya dengan emoj love yang buanyak.






Dari kehadiran si kecil tercinta itu, maka saya kemudian setiap ada kejadian apapun itu, pasti saya mau mencari hikmahnya, seperti kejadian mutasi saya dari kabag organisasi menjadi inspektur pembantu. Yang pasti sejak tidak lagi jadi kabag organisasi, saya keluar dari 15 group di WA yang terkait dengan jabatan saya, dan efeknya baterai hp saya jadi awet. Yang pasti juga saya tidak terbebani pekerjaan dengan target waktu yang mepet, tidak harus lembur atau pulang malam hari. Saya juga tidak perlu nguoyo, pulang jam sesuai dengan jam kerja sabtu minggu tidak memikirkan pekerjaan sehingga bisa santai dengan keluarga atau melihat drama korea kesukaan saya. Tapi saya yakin bahwa saya akan merasakan hikmah yang lebih besar dari sekedar yang saya tulis lagi. Pasti akan indah pada saatnya.