Rabu, 20 Agustus 2014

RUMUS BERUNTUNG : NIAT, IKHTIAR DAN DOA



Saya adalah orang yang biasa tapi beruntung, ini adalah ungkapan syukur saya atas segala anugerah yang diberikan Allah SWT kepada saya. Saya memang harus bersyukur atas semua anugerahNYa, sebab saya bukanlah orang yang pintar dan anak orang kaya. Saya sejak kecil sudah ditinggal mati Bapak saya, dengan rumah masih gedeg (bambu yang di anyam) dan Ibu saya saat itu menjadi guru swasta di TK dengan gaji yang sangat kecil. Walaupun oleh bapak saya diberi warisan sawah 1 gogolan ( 3 petak) tapi karena bukan digarap sendiri, hanya di jual tahunan, tentu tidak banyak yang bisa di dapatkan.

Sehingga terkadang kami sekeluarga (ibu, saya, adik saya dan nenek saya yang juga janda) hanya makan pisang, tumbuhan yang banyak yumbuh dipekarangan kami. Keadaan sedikit membaik, saat ibu saya menikah lagi, karena bapak tiri saya pedagang, (walaupun gak punya modal) bapak tiri dan ibu saya bekerja apa yang bisa dikerjakan mulai jual gabah kalau gagal usaha lain, sampai kemudian membuka warung gorengan dan nasi  untuk dijual kepada santri pondok sekitar rumah kami. Inilah yang menghidupi keluarga kami bahkan sampai saya bisa kuliah. Saya masih ingat jam 3 pagi kami sekeluarga harus menyiapkan dagangan baik itu nasi maupun dagangan yang lain seperti godoh pisang, godoh telo, ote-ote dll. Kemudian jam 6, Ibu, saya dan adik saya siap berangkat ke sekolah sedang yang jualan bapak tiri saya. Nanti habis sekolah gantian yang jualan.  Demikian saat saya kuliah, kalau liburan, maka saatnya saya menggantikan orang tua saya baik memasak maupun menjualnya. Tapi saat itu yang ada dipikiran saya Cuma syukur syukur dan syukur, sebab walaupun orang tua saya harus jungkir balik, tapi saya dan kedua adik saya bisa menikmati  masa-masa kuliah di kampus yang bagus. (saya di univ brawijaya dan adik saya di unmer) Walaupun harus berhemat sehemat-hematnya agar uang saku yang Cuma pas untuk makan sederhana, saya tetap bisa menjalankan aktifitas sebagai mahasiswa, saya juga banyak dibantu bea siswa yayasan supersemar.  
            Saya yakin bahwa keberuntungan saya ini karena pesen mbah putri saya yang biasa saya panggil nyi (dari kata nyai), saat itu saya mau kelas enam, beliaunya (allohummaghfirlaha warkhamha) mengatakan pada saya bahwa kalau kita dekat dengan Allah maka Allah pun akan dekat dengan kita, kalau Allah sudah dekat maka segalanya akan dimudahkan olehNya. dan beliaunya kemudian memberitahu caranya agar dekat, yaitu selain sholat 5 waktu saya harus istiqomah sholat malam dan puasa senin kamis. Dan saya mencoba melaksanakanNya (mudah-mudahan ini bukan menjadi riya) sampai sekarang. Dan ternyata memang benar, saya yang gak pinter dimudahkan masuk SMPN  (saat itu pertamanya masuk SMPN dengan DANEM, sehingga saya yang anak madrasah bisa dengan mudah sekolah di SMP), dan saya keluar SMP juga dengan nilai yang lumayan, walau tidak bisa masuk sekolah favorit saya masih bisa sekolah di SMA negeri dan demikian juga saat di SMA, walau gak pernah juara kelas, saya bisa masuk ke Universitas Brawijaya melalui jalur UMPTN (zaman dulu hanya ada 2 jalur yaitu UMPTN dan Prestasi tidak seperti sekarang yang ada  jalur mandiri). Dan kemudian di Brawijaya pun saya bisa lulus dengan predikat cumlaude/terpuji,        
Demikian juga ketika saya lulus, hal pertama adalah  cari kerja, setelah trauma melamar di perusahaan swasta karena harus melepas jilbab (saya masih ingat ketika wawancara di Perusahaan Baja saya bisa kerja tapi harus rambutnya diurai, ini dulu tahun 90-an, alhamdulillah jilbab sekarang bukan suatu halangan di dunia kerja) saya mendaftar CPNS, dan pada tahun kedua saya diterima, lagi-lagi saya harus bersyukur karena saya yang tidak punya koneksi dan tidak pintar bisa keterima jadi PNS, saat itu saya masih ingat saya dan keluarga hanya mengeluarkan uang Rp. 68.000,- (enam puluh delapan ribu rupiah) untuk biasa fotocopy legalisir, dan transport wawancara ke kantor pembantu gubernur di Surabaya). Tapi mungkin ada yang gak tau bahwa setiap mau tes saya mempersiapkan fisik dengan lari pagi, sebab dengan badan fit, saat kita mengerjakan soal  walaupun 2 jam kita tetap fit, sehingga bisa konsentrasi  mengerjakan soal.
            Diusia Sekarang ini mungkin saya belum apa-apanya dibandingkan dengan yang lainnya, tapi sekalai lagi itu tidak mengurangi rasa syukur saya akan nikmat yang telah Allah berikan kepada saya, sebab saya hanyalah orang yang biasa tapi beruntung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar