Jumat, 12 Mei 2017

Mimpi itu.... mempengaruhiku (uneg-unegku saat mo tidur)



Mimpiku di malam takbir idul adha tahun 2016 yang lalu masih terus terngiang di ingatanku, Mimpi di datangi Sahabatku yang sudah almarhumah. Allohummaghfirlaha warkhammha… Dan percaya tidak percaya,  
secara kebetulan setelah mimpi itu ada kejadian yang seakan-akan connect, mulai si bungsu hira yang minta abi baru sampai ketemu suami almarhumah dihari yang sama. Saya ngak tahu kenapa mimpi ini sangat merasuk ke dalam pikiranku, sehingga ketika secara tidak sengaja bertemu saya luar biasa gugupnya. Pertemuan itu juga kayak pertemuan di sinetron. Saya yang mengajak si bungsu hira memenuhi undangan pesta gizi sudah duduk manis di tempat terhormat. Tetapi kemudian si bungsu hira ngotot minta beli balon seperti yang di bawa anak kabag humas (saat itu), sehingga mau tidak mau saya harus keluar mencari balon dan tara… ternyata baru berjalan beberapa langkah ketemu beliau, suami almarhumah teman saya. Untung saya cepat sadar bahwa soal mimpi itu hanya saya yang tahu dan itu juga Cuma mimpi.sehingga saya bisa menguasai perasaan saya.
Dan mimpipun berlanjut, beberapa bulan kemudian tanpa saya sangka almarhummah sahabat saya hadir seklebatan dan anehnya lagi besok siangnya suami almarhumah datang ke kantor untuk bertemu dengan salah satu staf saya. Dan kemudian kita banyak guyon banyak ngobrol.  karena mimpi malam idul adha itu ke geeran saya jadi besar, sehingga habis ngobrol itu saya coba-coba nanya anak saya yang saat hira minta abi baru marah luar biasa. Ternyata dalam waktu yang tidak terlalu lama anak cantik saya ini malah dukung saya untuk nikah lagi dengan alassan adiknya butuh sosok bapak.
Karena mimpi malam idul adha, niatan saya untuk sendiri sampai akhir nanti menjadi sedikit berubah. Kalau dulu saya dengan alasan saya tau betapa rumitnya penyelarasan ketika 2 keluarga menjadi satu, sehingga saya keukeuh untuk sendiri, tapi sekarang saya terserah yang memberi warna Lombok saja.  Terkait dengan suami almarhumah,  jujur saja beliau ini menurut saya sosok yang ideal bahkan nyaris sempurna karena :
1   -  Single, sehingga tidak akan menyakiti hati perempuan lain.
2   -  Agama nya bagus bahkan kesan saya beliau alim dan sholeh
3   -  Punya Pekerjaannya , sehingga hidupnya ngak bakalan nebeng saya
4   -  Beliau tipe lelaki yang setia dan penyayang, sehingga walau sudah 1,5 tahun ditinggal sahabat saya, beliau belum bisa move on, beliau juga rela mengorbankan kariernya demi menjaga sahabat saya yang lagi sakit (saat itu)
Tapi semua rasa itu mungkin hanya kegeeran saya semata, belum tentu saya cocok dengan kriteria beliau, .Saya ngak tau masa depan saya nanti seperti apa, kalo sekarang saya fokus merawat anak2 saya dan pekerjaan saya karena walau yang nomor 2 sudah setuju saya nikah lagi tapi anak sulung saya masih berpendapat saya tdk butuh suami karena saya supermom dan saya hanya akan menikah lagi jika ketiga anak saya menyetujuinya. Tapi jikalau suatu saat Alloh memberi jodoh yang baik buat saya tentu akan saya  terima dengan senang hati.  saya sepakat dengan kata-kata staf saya, kalau jodoh itu datag, pasti jalan dimudahkan oleh Alloh, termasuk restu anak-anak saya. tetapi kalau Alloh menakdirkan saya sendiri maka hidup saya akan saya jalani dengan senang hati pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar